Untuk agar kita dapat mengenal Allah dengan akurat, kita
akan mengenalNya melalui firman-firmanNya, dan dari Firman-firmanNya ini kita
persandingkan dengan sains (kauniyah) untuk menguraikan simpul-simpul dalam
Alqur’an, di dalam Alqur’an ada kata “Allah” tidak kurang 3.326 kali
disebutnya, itu artinya Dia memperkenalkan Diri pada kita seluas-luasnya, dan
sengaja kita dibimbingNya untuk mengenal DzatNya.
Sering kali kita mengenal Allah hanya sebatas teori,
sehingga tidak heran bila kita mengakui Allah adalah Dzat yang Maha Besar
tetapi kita tidak merasakan apa-apa tentang kebesaranNya, kita juga tahu Allah
Maha Pengasih lagi Penyayang tetapi kita tidak bisa merasakan seberapa besar
sayang Allah kepada kita, sebagaimana firmanNya “Mereka tidak mengenal Allah
dengan sebenar-benarnya, Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha
Perkasa”. (Al Hajj : 74). “dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan
pengagungan yang semestinya...“ (Az Zumar : 67).
MENGAPA TIMBUL GETARAN DI SAAT
MEMASUKI IKHSAN?
Pada awalnya memang demikian, hampir semua orang yang mampu
mengkonsentrasikan pikirannya pada satu obyek dengan baik, akan mengalami dan
merasakan getaran yang menyelimuti tubuhnya. Anda dapat membuktikan sendiri
daya energy dalam tubuh anda. Orang yang melatih meditasi tay-chi atau yoga,
psikhotronika dengan cara mengendorkan syaraf tubuhnya. Bertambah lama
bertambah kuat energy yang dihasilkan, akibatnya terkadang akan mengguncangkan
tubuhnya dengan sangat keras atau bahkan seperti orang kesurupan dan atau
epilepsy, mengapa demikian?
Untuk memudahkan memahami hal tersebut akan saya kutip
beberapa pendapat yang bisa dipertanggung jawabkan keabsahannya baik secara
ilmiah maupun penafsiran ulama yang cukup kuat pada masa sekarang.
Pada tahun 1950-an, fisikawan David Bohn mengamati adanya
analogi yang kuat antara proses kuantum dan pengalaman batin dan pemikiran.
Sebagai teori modern mengarah pada penelitian tentang kesatuan atau koherensi
kuantum (quantum unity atau quantum coherence) di suatu tempat di struktur sel
syaraf di air di dalam sel syaraf, di microtubule sel syaraf, atau dalam
aktifitas mikro di dalam sel syaraf tunggal, baik problem ikatan (binding
problem) maupun penelitian MAG (Magnito Encephalography) tentang osilasi 40 Hz
menunjukkan bahwa ada koherensi diantara sel-sel syaraf yang berbeda . jadi
persoalannya sekarang adalah : apakan koherensi kuantum berskala besar juga
ditemukan di seluruh bagian otak?
Diketahui bahwa aktifitas listrik yang berirama di dalam
membrane sel syaraf tubuh yang menjadi penyebabnya, seluruh membrane sel syaraf
di hubungkan dengan terowongan yang jika di rangsang secara kimiawi atau
elektris memungkinkan ion (atum bermuatan listrik) melalui terowongan tersebut.
Terowongan ini biasa dikenal sebagai terowongan ion. Oleh karena bermuatan
listrik, ion-ion itu menghasilkan medan listrik ketika mereka bergerak di
sepanjang terowongan. Aktifitas ini menimbulkan osilasi elektris di dalam sel
syaraf itu sendiri. Medan listrik di seluruh bagian otak yang mengandung
osilasi 40 Hz itu merupakan fenomena kolektif dari isolasi sel syaraf tunggal.
Michael Green dari City University of New York baru-baru ini
mengajukan hepotesis bahwa aktifitas di dalam ion sel syaraf itu dipacu oleh
fenomena terowongan kuwantum (quantum tunneling phenomenal). (Terowongan
kuantum adalah suatu proses ketika suatu partikel mampu menerobos energy
penghalang (energy barier) dengan mengubah dirinya menjadi gelombang sebelum
akhirnya menjadi partikel kembali di sisi seberangnya), penjelasan ini sangat
sesuai dengan pengamatan. Jadi besar kemungkinan bahwa aktifitas kuwantum di
dalam terowongan ion tunggal itu memang benar-benar terjadi hingga menimbulkan
suatu getaran dalam tubuh.
Selanjutnya saya akan menterjemahkan secara bebas kitab
tafsir karangan Prof. Mohammad Ali Ash Shabuni mengenai getaran sebagai proses
datangnya petunjuk yang dimaksud dalam surah Az Zumar ayat 22-23 :
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima)
agama islam lalu ia mendapatkan cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang
membantu hatinya)?.. maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah
membantu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang
nyata”.
“Allah telah
menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya. Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu dia menunjuki siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada
seorangpun pemberi petujuk”.
Ayat tersebut diatas memberikan ulasan bagaimana Allah
membuka hati orang yang berdzikir. Lalu memberikan Nur Ilahi sebagai petunjuk,
kemudian dilukiskan orang yang tidak mendapat cahaya (hidayah) dari Tuhannya,
sehingga mereka menemui jalan kesesatan disebabkan tidak mau berdzikir kepada
Allah.
Ali Ash Shabuni, menafsirkan ayat 22 tersebut, yaitu Allah
memberikan karunia keluasan hati (pencerahan) untuk menerima Islam (ajaran-Nya)
sehingga muncul rasa teguh atau mantab dalam hatinya. Yaitu rasa yang muncul
dari bashirah dan keyakinan untuk menerima perintah dari Tuhan-Nya. Kemudian
beliau menjelaskan bahwa kecelakaan yang besarlah bagi orang yang tidak mau
berdzikir atau tidak khusuk ketika berdzikir kepada Allah dan mereka dalam
kesesatan yang nyata.
Dalam ayat 23 Allah menjelaskan, bagaimana proses petunjuk
itu diturunkan kepada orang yang berdzikir. Yaitu tampak bagi orang mukmin itu
tanda-tanda keimanannya rasa takut yang dalam tatkala dibacakan ayat-ayat
Allah, sehingga bergetar tubuhnya. Disebabkan kedahsyatan yang hebat akan kalam
Yang Maha Rahman. Kemudian menjadi lunak, tenang, kulit (fisik) dan hati mereka
tatkala mengingat Allah (dzikir). Yaitu tathmainnu (tenang) dan taskun
(diam/hening) hati dan fisiknya (hati dan fisiknya sudah menjadi satu) tatkala
mengingat Allah.
Bahkan lebih dalam lagi ditafsirkan oleh para Arifin (ahli
ma’rifat). Apabila mereka melihat alam keagungan Allah, maka mereka pingsan
(thasyu). Dan apabila mereka melihat atsar dari keindahan alam maka mereka
menjadi hidup hatinya (‘asyu). Dan berkata Ibnu Katsir : ini merupakan bukti
adanya kekuatan dari kalam Yang Maha Perkasa.
Demikian penafsiran dari para ulama besar yang menyebutkan
bahwa proses turunnya hidayah kepada orang-orang mukmin akan mempengaruhi fisik
yang masih belum singkron dengan hati yang tercerahkan dan telah diketahui
melalui penelitian lebih dalam lagi oleh para pagar ahli genetika, terjadi
aktifitas di dalam ion sel syaraf itu dipacu oleh fenomena terowongan kuwantum
(quantum tunneling phenomenal). (Terowongan kuantum adalah suatu proses ketika
suatu partikel mampu menerobos energy penghalang (energy barier) /(
tercerahkan) dengan mengubah dirinya menjadi gelombang sebelum akhirnya menjadi
partikel kembali di sisi seberangnya). Tetapi pada ayat tersebut terdapat kata
tsumma yang artinya “kemudian”, yang menunjukkan bahwa getaran terhadap fisik
itu akan berubah menjadi lunak, hening, bahkan hati dan fisik tidak lagi
bersimpangan tatkala berdzikir kepada Allah, hal ini bisa dirasakan apabila
dijalankan dengan benar.
SEMUA BERTASBIH
Semua benda di semesta ini kalau diamati dengan menggunakan
microskup nuklir, sesungguhnya tidak satupun benda yang mati, semua bergerak
dan hidup terbukti adanya pergerakan dalam inti selnya.. Karena tidak ada benda
mati di alam semesta, maka kita menjadi paham ketika Allah mengatakan bahwa
seluruh benda diseluruh penjuru jagad raya ini sedang bertasbih.
Bagaimana mungkin kita mengatakan semua benda itu mati,
sementara Allah mengatakan dengan tegas bahwa benda-benda itu terus bertasbih
Mengagungkan Kebesaran Allah.
Sesutau yang bisa bertasbih, pasti dia adalah mahluk hidup.
Punya keinginan. Punya kehendak. Punya tujuan. Bisa beraktifitas.
QS. Al Hasyr
(59):01 “Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Allah membedakan mahluk satu dengan yang lainnya. Semuanya
disebut sedang bertasbih kepadaNya. Sabbaha lillahi maa fissamaawati wa maa fil
atdhi. Semua yang di langit dan semua yang di bumi.
Dalam beberapa ayat lainnya Allah menyebut secara spesifik
mahluk yang bertasbih itu. Di antaranya adalah halilintar dan guruh. Di ayat
lainnya lagi, Allah menyebut gunung melakukan tasbih bersama Nabi Daud.
QS. Ar Ra’d
(13):13 “Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para
malaikat karena takut kepada Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu
menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan
tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya”.
QS. Shaad (38):18
“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daut)
di waktu petang dan pagi”.
QS.
Al Anbiyaa (21):79 “Maka kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman
tentang hukum; dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan
ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih
bersama Daud”.
Dan yang lebih dahsyat lagi, bukan Cuma benda-benda pengisi
alam semesta saja yang bertasbih, melainkan langit yang tujuh dan bumi,
semuanya bertasbih kepadaNya. Artinya, sama sekali, tidak ada yang tidak
bertasbih kepadaNya. Seluruh yang kita anggap benda mati itu sedang bertasbih.
Sayang kita tidak mengerti apa yang mereka tasbihkan.
QS.
Al Israa (17):44 “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya
bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia
Maha Penyantun Lagi Maha Pengampun”.
Memang, kita harus membangun kepahaman yang berbeda antara
tasbihnya manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya.
Masing-masing bertasbih dengan caranya sendiri. Tidak selalu dengan mengucapkan
“Subhanallah” seperti kita. Namun demikian, mereka juga disebut bertasbih dan
bersembahyang kepada Allah.
QS.
An Nuur (24):41 “Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah : kepada-Nya bertasbih apa
yang dilangit dan dibumi dan burung dengan mengembangkan sayapnya.
Masing-masing telah mengetahui sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
Jadi burung mengembangkan sayap itu adalah salah satu bentuk
dari sembahyang dan bertasbih, mengagungkan Allah. Guntur bergemuruh dan
halilintar menyambar itu juga bentuk tasbih dan sembahyang mereka kepada Allah.
Maka kalau ini kita perluas ke seluruh benda-benda di
sekitar kita, akan menjadi lebih tergambarkan, angin yang berhembus itu
ternyata sedang bertasbih dan sembahyang kepada Allah. Sinar matahari yang
memancar menghidupi mahluk bumi juga sedang bertasbih dan sembahyang. Lebah yang
sedang berterbangan mencari nectar dari bunga ke bunga sedang bertasbih dan
sembahyang. Pepohonan yang sedang bergoyang-goyang di tiup angin, memasak
makanan di dedaunan, menghasilkan kuncup bunga dan buah-buahan, semuanya sedang
bertasbih dan sembahyang.
Seluruh aktifitas mahluk di sekitar kita sebenarnya adalah
bentuk tasbih dan sembahyang. Mereka melakukan semua itu dengan keikhlasan dan
ketaatan. Tidak ada yang melawan. Tidak ada yang mengingkari. Semua berjalan
dalam keseimbangan yang harmonis.
Planet-planet, bintang, matahari, galaksi, dan supercluster
semuanya sedang bertasbih dengan cara melakukan gerakan-gerakan orbitnya.
Begitulah selama berjuta-juta tahun. Bahkan milyaran tahun. Yang lalu, maupun
yang akan datang. Dengan presisi dan akurasi yang tiada cela …….
Kecuali manusia dan jin. Dua jenis makhluk ini diberi
“kebebasan” oleh Allah untuk bertasbih atau tidak. Selebihnya, mahluk lain
melakukan tasbih dan sembahyang dengan ketaatan yang sempurna.
Maka, makna tasbih yang sebenarnya adalah ketaatan dan
keikhlasan menjalani kodrat dan fitrahnya sebagai mahluk ciptaan Allah yang
Maha Agung dan Maha Perkasa. Kesadaran bahwa kita adalah makhluk, dan Dialah
sang Pencipta, Raja yang Maha Bijaksana.
QS.
Al Hadiid (57):01 “Semua yang ada di langit dan yang berada di bumi bertasbih
kepada Allah. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
QS.
As Shaaf (61):01 “Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa
saja yang ada dibumi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
QS.
Al Jumu’ah (62):01 “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana”.
QS.
At Taghabun (64):01 “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan
apa yang di bumi; hanya Allahlah yang mempunyai semua kerajaan dan semua
puji-pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Namun, khusus manusia, kita memiliki pilihan untuk bertasbih
atau tidak. Kuncinya berada di dalam kesadaran. Seluruh penjuru badan kita
sebenarnya telah bertasbih. Jantung bertasbih. Paru-paru bertasbih. Aliran
darah bertasbih. Kulit, rambut, tulang, kuku, dan seluruh bagian tubuh terus
bertasbih.
Tapi, jiwa kita belum tentu bertasbih. Karena Allah
memberikan kebebasan berkehendak ke dalam jiwa manusia. Dan dengan diberinya
kebebasan berkehendak kepada jiwa ini, maka kita mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi takdir baik atau buruk kita. Dan juga menjadipembantah (ngeyel).
QS.
An Nahl (16):04 “Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi
pembantah yang nyata”.
QS.
Al Kahfi (18):54 “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia
dalam Al Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah mahkluk yang
paling banyak membantah”.
Coba cermati ayat diatas, bahwa manusia adalah makhluk yang
paling banyak membantah. Artinya makhluk selain manusia, lebih taat dalam
menjalankan perintah Allah. Dengan mudahnya mereka bisa memahami Kebesaran
Allah, dan kemudian bertasbih sepanjang waktu.
Ketaatan dan keikhlasan menjadi kunci kesempurnaan tasbih.
Nabi Daud yang digambarkan sebagai nabi yang memiliki kelebihan dan kekuatan
adalah nabi yang sangat taat kepada Allah. Sehingga ia bisa melakukan tasbih
bersama-sama dengan alam sekitarnya secara harmonis. Gunung-gunung dan burung
pun bertasbih bersamanya.
QS.
Shaad (38):17 “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakana; dan ingatlah
hamba KamiDaud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat”.
Tapi ketaatan memang tidak bisa muncul dengan sendirinya.
Ketaatan sangat terkait dengan keikhlasan. Sementara itu, keikhlasan tergantung
kepada kepahaman. Dan, kepahaman erat hubungannya dengan keilmuan. Maka, nabi
Daud pun digambarkan sebagai nabi yang berilmu tinggi, sehingga beliau memiliki
ketaatan dan keikhlasan yang tinggi pula.
Sebaliknya, orang yang tidak berilmu pengetahuan digambarkan
sebagai gampang dipengaruhi oleh setan. Mudah disesatkan. Asal membantah, tapi
tidak jelas alasannya. Orang yang begini sulit untuk taat dan ikhlas. Malah
sebaliknya, membantah dan asal melawan. Dengan kata lain, ia kafir alias
menentang.
QS.
Al Hajj (22):03 “Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa
ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat”.
QS.
Al A’raaf (07):202 “Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik)
membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya”.
QS.
Al A’raaf (07):45 “orang-orang yang menghalang-halangi dari jalan Allah dan
menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan
akhirat“.
QS.
Al Baqarah (02):06 “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu
beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman
(percaya)”.
QS.
Ali Imran (03):89 “kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu
danmengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.
CERITA SINGAKAT AWAL DAN AKHIR
KEJADIAN SEMESTA
Sehubungan dengan awal kejadian dengan dimulainya suatu
ledakan dalam penciptaan alam semesta, maka sampai dengan saat ini dan
mendatang seluruh planet bergerak terus dan terus saling menjauh sehingga
energi tautan semakin mengecil, dimana efeknya umur kehidupan akan semakin lama
semakin memendek, kita masih beruntung berada di kisaran rata-rata umur manusia
65 th, karena di suatu saat nanti manusia akan melahirkan anaknya hanya pada
umur 10 th.., karena semua planet terus bergerak saling menjauhi diantara
planet.. maka suatu saat nanti energi gaya tarik akan kehabisan kekuatannya
untuk menyangga beban masa planet dan akan saling bertabrakan, disinilah
berakhirnya drama masa kehidupan alam semersta… namun perlu diingat Allah tidak
akan berhenti sampai disini… Allah akan membentuknya kembali dengan alam baru
yang saat ini kita kenal dengan alam akherat, disinilah saatnya memutar ulang
rekaman masing masing makhluk untuk di hisab, dan tak satupun serta sedetikpun
kelakuanmu yang tak terekam karena kamera itu ada dalam dirimu yang kta kenal
dengan DNA.. maka segeralah ambil peran dalam drama kehidupan saat ini dan di
sini tidak di mana-mana.. isilah dengan keta’atan ibadah kepada Rab mu agar
engkau menuai kebahagiaan di babak kehidupan berikutnya…
Wallahu Alam Bisowab…
Selamat menunaikan Ibadah Saum.. semoga Allah selalu
mencurahkan Rahmat, Ridho dan hidayah serta kenikmatan untuk kita semua..
Amiiiiinn…
0 comments:
Post a Comment