Tuesday, December 4, 2012

Cinta sejati lewat making love ? salaaah besar

Dimana ada cinta disitu ada kehidupan. Hidup tanpa cinta ibarat sayur tanpa garam, begitulah istilah cinta zaman sekarang. Saling cinta dan berkorban apa saja siap menjadi bukti tanda dua hati yang lagi kasmaran. Inginnya selalu berduaan seakan tak mau terpisahakan. Kayak amplop surat dan perangko kali ya. Itu dulu, sekarang seperti email dan paswordnya.
Bukti cinta pra nikah dan cinta suami istri  jelas berbeda dari sudut pandang Islam.
Cinta pra nikah atau cinta remaja dimabuk asmara sekarang bukanlah cinta zaman Siti Nurbaya, yang rela dijodohkan dengan pilihan orangtua. Mereka merasa telah memilih pasangan yang paling ideal menurutnya tanpa mempertimbangkan bobot, bibit dan bebetnya.
Bila seorang remaja wanita telah kesandung kasmaran, orangtua harus bijaksana berperan. Karena remaja sekarang cendrung kearah ‘love and lust’ yang tanpa disadari merusak arti cinta sebenarnya. Sejatinya cinta tidak pernah meminta senantiasa memberi kebahagiaan tanpa merusak kebahagiaan wanita yang dicintai.
Cinta monyet kerap kali menyambangi gadis beranjak remaja. Di sekolah, diluar, bahkan sering bolos hanya sekedar dapat berduaan nongkrong di kave dan tempat khusus bagi remaja dimabuk cinta. Benar-benar mengkhawatirkan sekali. Apalagi bagi pria aktif pecinta, kontak pisik tak terhindar lagi hingga nafsu sudah merajai pikiran. Apakah true love harus lewat making love? no way !, bagiku cinta adalah membuat orang yang dicintai bahagia dan selalu akan memberikan kebaikan bukan memperturutkan hawa nafsu rendahan yang akan berakhir luka dan terjerumus dalam kesengsaraa. Stop…! wanita jangan lemah, kuasai hatimu. Karena hatimu yang cantik akan berbuah manis, serta tak mudah dipengaruhi rayuan lelaki buaya pemangsa wanita.

Cinta sejati yang harus ditunjukan kepada pasangan pra nikah saat melakukan pendekatan yakni :
-Berusahalah untuk saling mengerti dan saling menghargai. Mengertilah bahwa cinta itu suci yang harus dijaga kesuciannya. Bukan mengotori dengan nafsu seraya mengumbar seks, yang mengarah keperbuatan zina. Sebagaimana sabda Rasulullah saw ““Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan kembali padanya.”
-Dan hargailah pasanganmu, seperti kamu menghargai dirimu sendiri. Jika kamu menjaga kehormatan diri dan keluargamu, maka begitu jugalah hendaknya pasanganmu. Jika kotoran dan debu tak ingin melekat di ragamu, begitu juga dengan pasangamu. Dan takutlah Allah akan melihatmu. Sesungguhnya perbuatan itu yang disukai dan disayang Allah.
Sesungguhnya menjalin hubungan (berpacaran) sebelum menikah dilarang dalam Islam. Awalnya kenalan, janjian kencan yang berawal dari senggol-senggolan, dan akhirnya mengarah keperbuatan zina. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32).
Tidak benar adanya cinta sejati harus menyerahkan seluruh jiwa raga dan matipun rela demi orang yang dicintai sebelum mengikat janji di depan Kadi. Karena cinta yang dibungkus dengan pacaran, pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat belaka. Dan menjerumuskan pelaku kearah perzinahan dan perbuatan dosa.
Bagi pasangan yang telah menikah.
True love lewat making love perlu. Cinta sejati itu akan tumbuh dan dipupuk dengan menerima apa adanya, akan menjaga keutuhan cinta, dan tidak saling menyakiti satu sama lainnya. Cinta sejati tidak pernah mati seumur hidup walau ditelan waktu. Tidak halnya dengan cinta nafsu, yang setiap saat dapat memudar warnanya dan pergi berlalu. Cintailah pasangan tidak sewaktu bercinta saja, cintailah seutuhnya sebagaimana manusia yang utuh.
Ini kisah seorang suami yang terlanjur berbohong hanya untuk menyenangkan hati sang istri. Karena salah omong, yang dimaksud meminta kopi manis tapi lidahnya keseleo dengan meminta kopi asin. Dan itu terjadi selama hidup berumahtangga. Diakhir hayatnya dia baru mengakui bahwa dia tidak pernah menyukai kopi asin yang rasanya aneh dan buruk yang disajikan oleh istrinya setiap hari. Kemudian lelaki itu meninggalkan istri yang paling dicintainya, dengan titipan surat yang ditulisnya saya tidak pernah menyesal tentang apa yang saya lakukan untukmu, karena aku cinta kamu. Sebab memiliki engkau merupakan kebahagiaan terbesar saya untuk seluruh hidup saya. Jika aku dapat hidup untuk kedua kalinya, saya tetap ingin tahu anda dan memiliki anda hanya dalam hidupku, meskipun saya harus meminum kopi asin seumur hidupku. (remaja islam.com).
Sungguh luar biasa…! Itulah kekuatan cinta sejati. Bercinta saling mengisi kekurangan. Rumah tangga yang penuh diahiasi oleh rasa cinta, kasih, saling mengerti, saling menghargai dan dan saling memberi dalam naungan restu Illahi.

0 comments:

Post a Comment

COPYRIGHT BY RERE