Dimana ada cinta disitu ada kehidupan. Hidup
tanpa cinta ibarat sayur tanpa garam, begitulah istilah cinta zaman
sekarang. Saling cinta dan berkorban apa saja siap menjadi bukti tanda
dua hati yang lagi kasmaran. Inginnya selalu berduaan seakan tak mau
terpisahakan. Kayak amplop surat dan perangko kali ya. Itu dulu,
sekarang seperti email dan paswordnya.
Bukti cinta pra nikah dan cinta suami istri jelas berbeda dari sudut pandang Islam.
Cinta
pra nikah atau cinta remaja dimabuk asmara sekarang bukanlah cinta
zaman Siti Nurbaya, yang rela dijodohkan dengan pilihan orangtua. Mereka
merasa telah memilih pasangan yang paling ideal menurutnya tanpa
mempertimbangkan bobot, bibit dan bebetnya.
Bila seorang remaja wanita telah kesandung kasmaran, orangtua harus bijaksana berperan. Karena remaja sekarang cendrung kearah ‘love and lust’ yang
tanpa disadari merusak arti cinta sebenarnya. Sejatinya cinta tidak
pernah meminta senantiasa memberi kebahagiaan tanpa merusak kebahagiaan
wanita yang dicintai.
Cinta
monyet kerap kali menyambangi gadis beranjak remaja. Di sekolah,
diluar, bahkan sering bolos hanya sekedar dapat berduaan nongkrong di
kave dan tempat khusus bagi remaja dimabuk cinta. Benar-benar
mengkhawatirkan sekali. Apalagi bagi pria aktif pecinta, kontak pisik
tak terhindar lagi hingga nafsu sudah merajai pikiran. Apakah true love harus lewat making love?
no way !, bagiku cinta adalah membuat orang yang dicintai bahagia dan
selalu akan memberikan kebaikan bukan memperturutkan hawa nafsu rendahan
yang akan berakhir luka dan terjerumus dalam kesengsaraa. Stop…! wanita
jangan lemah, kuasai hatimu. Karena hatimu yang cantik akan berbuah
manis, serta tak mudah dipengaruhi rayuan lelaki buaya pemangsa wanita.